Contoh RPP Pkn Berkarakter kelas XI Menganalisis budaya politik di Indonesia
Monday, June 4, 2012
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah :
Kompetensi Keahlian : Semua Program Keahlian
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran :
Standar Kompetensi :
1. Menganalisis budaya politik di Indonesia
Kompetensi Dasar :
1 3 Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik
Indikator
1. Menjelaskan pengertian sosialisasi politik
2. Menguraikan metode sosialisasi budaya politik.
3. Mengidentifikasi agen atau sarana sosialisasi budaya politik.
1. Cinta tanah air yaitu sikap loyal, kesetiaan terhadap bangsa dan negara
2. Kreatif yaitu Tindakan yang mampu mengoptimalkan segala daya dan potensinya untuk menemukan sesuatu yang baru
3. Demokratis yaitu Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Alokasi Waktu : 1 X pertemuan (2 X 45 menit)
A. Tujuan Pembelajaran:
1. Dengan membaca modul peserta didik dapat menjelaskan pengertian sosialisasi politik
2. Dengan menggali informasi dari sumber belajar peserta didik dapat menguraikan metode sosialisasi politik
3. Dengan berdiskusi peserta didik dapat menjelaskan agen-agen atau sarana sosialisasi politik
B. Materi Pembelajaran:
Pertemuan I
1. Pengertian Sosialisasi Politik
2. Metode-metode sosialisasi politik
3. Agen atau sarana sosialisasi politik
C. Metode Pembelajaran:
1. Metode Pembelajaran:
a. Ceramah dan Tanya jawab
b. Diskusi dengan teknik make a match
2. Media Pembelajaran:
a. CD Power Point
b. Kartu pesan
D. Sumber Belajar
1. Listyarti, Retno. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga
2. Suharno. 2004. Diktat Kuliah Sosiologi Politik. Yogyakarta: FIS-PPKn
3. Suteng, Bambang dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XI.
Penerbit Erlangga Tahun 2007.
4. Modul Pembelajaran PKn Untuk SMK Kelas XI Semester 1, Tim Penyusun
Modul MGMP PKn Propinsi DIY.
E. Kegiatan Pembelajaran
No.
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Waktu
|
1.
2.
3.
|
Pertemuan I
Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam (Berdoa)
b. Melakukan motivasi
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru mengaitkan materi yang relevan dengan materi yang akan diajarkan dengan menyanyikan lagu Pemilu
e. Guru menyampaikan garis-garis besar materi
Kegiatan Inti (demokratis dan komunikatif)
a. Peserta didik diminta membaca modul dan referensi lain disertai tanya jawab dengan guru untuk menemukan pengertian sosialisasi budaya politik. (Eksplorasi)
b. Untuk lebih mendalami materi guru menerapkan pembelajaran kooperatif metode make a match dengan langkah-langkah sebagai berikut : (Eksplorasi dan Elaborasi)
· Guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi pesan-pesan yang terkait dengan materi yaitu imitasi, peniruan,sosialisasi langsung, sosialisasi tak langsung, Anticipatory socialization , persiapan diri, pendidikan politik, pengalaman politik ,interpersonal transference, pengalihan peran, apprenticeship, magang , generalisasi, perluasan nilai, sarana primer, sarana sekunder, sarana tersier, keluarga, sekolah,kelompok pergaulan,teman kerja, partai politik, media massa, kontak politik.
· Setiap peserta didik mengambil sebuah kartu yang telah disiapkan
· Peserta didik diminta untuk memberikan pendapat atas kartu yang dimilikinya dengan menuliskannya di balik kartu (komunikatif)
· Peserta didik diminta mencari teman yang memiliki pasangan dari kartunya dan membentuk kelompok kecil (komunikatif/bersahabat)
· Kelompok kecil mendiskusikan pasangan kartu mereka dan menuliskan rumusan hasil diskusi mereka (demokratis)
· Setiap kelompok kecil mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lainnya (demokratis)
· Guru memotivasi peserta didik yang kurang berpartisipasi aktif
c. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik dan penegasan materi terkait hasil diskusi disertai contoh-contoh sebagai umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan dengan menayangkan materi pembelajaran (konfirmasi)
d. Guru memberikan kesempatan bertanya bagi peserta
didik yang merasa belum jelas terhadap materi yang
dibahas (konfirmasi)
e. Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk
menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi)
Kegiatan Penutup
a. Bersama peserta didik guru menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dibahas
b. Melakukan refleksi atas pengalaman belajar yang dilakukan
c. Guru memotivasi peserta didik untuk mendalami materi dengan menugasi peserta didik untuk mengumpulkan informasi tentang identitas,visi, misi dan tujuan salah satu partai politik melalui berbagai sumber belajar
d. Menutup kegiatan belajar dengan salam
|
15 menit
|
F. Penilaian :
1. Teknik penilaian: penilaian tertulis dan unjuk kerja
2. Bentuk Instrumen: Pilihan Ganda
3. Kisi-kisi soal, Butir Soal dan kunci jawaban terlampir
4. Kriteria/ Pedoman Penilaian
a. Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) = 75
b. Bobot penilaian adalah 30% nilai afeksi (diskusi) dan 70% nilai tes tertulis
c. Format Penilaian diskusi terlampir
d. Pedoman Penskoran soal uraian adalah
- setiap jawaban benar diberi skor 1, jawaban salah diberi skor 0
- jumlah skor maksimal 12
- Nilai akhir ditentukan sebagai berikut :
|
|
|
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Lampiran: Kisi-kisi Soal RPP
KD. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia
No
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Indikator Soal
|
Bentuk Soal
|
NO Soal
|
1
|
Menganalisis budaya politik di Indonesia
|
1.2 Mendiskusikan pentingnya pengembangan sosialisasi budaya politik
|
Pengertian sosialisasi budaya politik.
Tujuan Sosialisasi Politik
Sarana Sosialisasi politik
Partisipasi politik
|
Menjelaskan pengertian sosialisasi politik
Menyebutkan aspek ketrampilan intelektual dari tujuan sosialisasi politik
Menyebutkan aspek kognitif dari tujuan sosialisasi politik
Menjelaskan makna efikasi politik dari tujuan sosialisasi politik
Menyebutkan alasan keluarga berperan dalam sosialisasi politik
Menyebutkan sarana sekunder sosialisasi politik
Menyebutkan cara sosialisasi politik di sekolah
Menyebutkan contoh kontak politik langsung
Menjelaskan alasan teman pergaulan menjadi sarana sosialisasi politik
Menyebutkan metode sosialisasi politik di negara demokrasi
Menyebutkan contoh sosialisasi politik pada masas kanak-kanak
Menyebutkan contoh pendidikan politik
Menjelaskan alasan kelompok pergaulan sebagai sarana sosialisasi politik
Menyebutkan agen sosialisasi politik yang mendasar
Menyebutkan fungsi rekruitmen parpol
Menyebutkan fungsi artikulasi kepentingan parpol
Menyebutkan tujuan dari parpol
Menyebutkan fungsi parpol dalam sosialisasi politik
Menyebutkan sarana untuk partisipasi politik
Menjelaskan alasan pentingnya partisipasi politik
|
Pilihan Ganda
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
|
LEMBAR SOAL
KD 1.3. Mendiskusikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik
1. Suatu proses untuk mewariskan nilai-nilai politik yang diterapkan dalam suatu masyarakat atau bangsa kepada generasi penerus disebut … .
a. Pengalaman politik
b. Sosialisasi politik
c. Rekruitmen politik
d. Budaya politik
e. Partisipasi politik
2. Selain melahirkan suatu kebudayaan politik, sosialisasi politik juga menghasilkan dimensi ketrampilan intelektual yang meliputi... .
A. pengetahuan tentang fakta-fakta pemerintahan dan politik
B. kemampuan mengevaluasi fenomena politik
C. kemampuan berinteraksi dan mempertahankan ide-ide
D. fikiran dan tindakan yang berkaitan dengan pemerintahan
E. kemampuan mempengaruhi atau membuat keputusan
3. Orientasi kognitif tentang pengetahuan politik berkaitan dengan ... .
A. pemahaman tentang lembaga-lembaga negara
B. keyakinan bahwa parlemen harus ada dalam demokrasi
C. perasaan optimis bahwa pilkada langsung lebih baik
D. komitmen untuk menggunakan hak pilih dengan baik
E. dukungan untuk pelaksanaan pemilu secara jurdil
4. Sikap-sikap politik individu mencakup masalah efikasi politik yaitu ... .
A. kemauan individu untuk mempercayai pemerintahnya
B. keinginan untuk dapat melakukan perubahan politik melalui cara tradisional
C. kepercayaan atas kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah
D. keyakinan bahwa rakyat terjamin kesejahteraannya oleh para pejabat
E. kehendak melakukan perubahan sistem politik dengan cara non tradisional
5. Keluarga memegang peranan penting dalam sosialisasi politik karena ....
A. ikatan emosional yang sangat dekat dalam keluarga
B. peran orang tua sangat dominan kepada anak-anaknya
C. antar anggota keluarga sudah saling mengenal
D. keluarga merupakan tempat latihan berpolitik
E. orangtua secara sadar dan terencana mengajarkan nilai-nilai politik
6. Lembaga yang termasuk dalam sarana sosialisasi politik sekunder adalah....
A. keluarga D. partai politk
B. sekolah E. media masa
C. kelompok pergaulan
7. Sosialisasi politik melalui sekolah dilakukan secara terencana dan baik melalui kurikulumnya yaitu dengan....
A. memuat pelajaran budi pekerti
B. mengangkat guru-guru dari partai politik
C. memberikan latihan politik praktis di sekolah
D. memberikan pelajaran yang memuat materi kesadaran politik
E. menjadikan partai politik sebagai donatur utama sekolah
8. Individu kadang kala mengalami perubahan pandangan politik setelah menghadapi sebuah peristiwa penting dalam hidupnya. Ini berarti ia mengalami sosialisasi politik melalui ....
A. sekolah D. lingkungan pergaulan
B. informasi media massa E. kontak politik langsung
C. lingkungan kerja
9. Seseorang mungkin menjadi tertarik politik karena teman-teman kelompoknya melakukan hal tersebut, ini menunjukkan sosialisasi politik dapat dilakukan pada lingkungan ....
A. kelompok pergaulan D. organisasi kemasyarakatan
B. teman sekerja E. keluarga
C. partai politik
10. Metode sosialisasi politik melalui proses dialog sehingga masyarakat memperoleh nilai, norma, dan simbol politik biasa digunakan pada negara ... .
A. Demokrasi D. komunis
B. Monarkhi E. diktator
C. fasis
11. Saat masa kanak-kanak belajar memahami sikap-sikap dan harapan-harapan yang ada dalam masyarakatnya termasuk proses aktivitas ... .
A. partisipasi politik D. Komunikasi politik
B. sosialisasi politik E. Rekrutmen politik
C. partai politik
12. Seseorang dikenalkan dengan gambar Presiden, kabinet, serta peraturan perundang-undangan sehingga tahu hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Metode sosialisasi politik ini disebut dengan ... .
A. Indoktrinasi D. Tekanan politik
B. Imitasi atau peniruan E. Persiapan diri
C. pendidikan politik
13. Kelompok pergaulan merupakan sarana sosialisasi politik karena... .
A. dalam kelompok tersebut anak dapat bermain bersama
B. ketertarikan politik dipengaruhi oleh teman-teman
C. kelompok pergaulan merupakan sarana mendapatkan teman
D. kelompok pergaulan sebagai tempat pendidikan
E. sebagai tempat untuk berdiskusi masalah politik
14. Sarana atau agen sosialisasi politik yang paling mendasar dan efektif adalah ... .
A. Keluarga D. Media massa
B. Sekolah E. Lingkungan pekerjaan
C. kelompok pergaulan
15. Salah satu fungsi partai politik adalah sebagai rekruitmen politik artinya partai politik berperan dalam ....
A. menanamkan nilai-nilai dan norma
B. mencari dan mengajak orang berbakat untuk berpolitik
C. menyalurkan aspirasi dan kepentingan masyarakat
D. mengatasi berbagai konflik dalam sistem politik
E. menanamkan solidaritas kepada anggotanya.
16. Bila partai politik memperjuangkan aspirasi rakyat kepada pemerintah, berarti partai politik melaksanakan fungsi....
A. sosialisasi politik D. Interest articulation
B. rekruitmen politik E. Komunikasi politik
C. pengatur konflik
17. Salah satu tujuan yang bisa dicapai dengan membentuk partai politik adalah ... .
A. memberikan wadah yang tepat bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasi
B. sebagai salah satu langkah untuk menduduki kursi di lembaga perwakilan
C. mendapatkan dukungan rakyat yang sebanyak-banyaknya
D. menanamkan pada masyarakat untuk gemar berpolitik
E. mendapatkan subsidi dari pemerintah
18. Partai politik menanamkan nilai-nilai, norma, dan sikap serta orientasi terhadap fenomena politik tertentu. Dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai ... .
A. pengatur konflik D. Komunikasi politik
B. rekruitmen politik E. Penyalur aspirasi
C. sosialisasi politik
19. Sarana utama yang digunakan untuk partisipasi politik individu dalam menjalankan mekanisme kepemimpinan nasional adalah ....
A. sosialisasi politik berjalan baik
B. dewan perwakilan berfungsi baik
C. sistem pemilihan yang terlaksana dengan baik
D. terlaksananya rekruitmen dengan baik
E. peningkatan kesejahteraan rakyat
20. Pentingnya partisipasi politik dalam kehidupan bernegara adalah … .
A. Untuk mempengaruhi pemilihan pejabat pemerintahan
B. Melaksanakan kewajiban sebagai warga negara
C. Mewujudkan sistem politik yang berbasis perwakilan rakyat
D. Mengawasi dan mengontrol peraturan perundang-undangan
E. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah
Lampiran : Kunci Jawaban Soal
KD. Mendiskusikan Pentingnya Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik
1. B 11. B
2. B 12. C
3. A 13. B
4. C 14. A
5. A 15. B
6. B 16. D
7. D 17. A
8. E 18.A
9. A 19. C
10. A 20.
LAMPIRAN FORMAT PENILAIAN PROSES DISKUSI (AFEKTIF)
No
|
Nama siswa
|
ASPEK PENILAIAN/SKOR
| |||||||||||||||||||
Partisipasi
|
Menghar-gai pendapat
|
Tanggung jawab
|
Penguasaan materi
|
Kerja sama
|
Skor Perolehan
|
Nilai
| |||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
| |||||||
1
| |||||||||||||||||||||
2
| |||||||||||||||||||||
3
| |||||||||||||||||||||
4
| |||||||||||||||||||||
5
| |||||||||||||||||||||
…
| |||||||||||||||||||||
a. Keterangan skor 1 = kurang, 2 =cukup, 3 = baik
b. Skor maksimal = 15
Nilai akhir =
Lampiran: URAIAN MATERI
KD: Mendiskripsikan Pentingnya Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik
A. Makna Sosialisasi Kesadaran Politik
Sosialisasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan agar pihak yang dididik mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dan dianut oleh masyarakat. Kegiatan ini tidak semata-mata bertujuan agar kaidah dan nilai-nilai tersebut dipatuhi dan dimengerti, namun juga diharapkan agar individu menghargai kaidah dan nilai-nilai tersebut, selanjutnya bersikap dan bertindak sesuai dengan kaidah dan nilai-nilai tersebut. Sosialisasi juga diartikan sebagai suatu proses dimana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur-unsur kebudayaan yang meliputi adat istiadat, perilaku, bahasa dan sebagainya.
Sosialisasi politik adalah bagian dari proses sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang menunjukkan bagaimana seharusnya masing-masing anggota masyarakat berpartisipasi dalam sistem politiknya. Jadi sosialisasi politik menunjuk pada proses-proses pembentukan sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku. Di samping itu sosialisasi politik juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk mewariskan patokan-patokan dan keyakinan-keyakinan politik pada generasi sesudahnya.
Sosialisasi politik berlangsung secara alamiah melalui interakqi sosial. melalui sosialisasi politik ini individu diharapkan mengenal, memahami, dan menghayati nilai-nilai politik tertentu yang kemudian dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku politiknya. Berkaitan dengan hal ini Gabriel Almond dan Verba mengungkapkan tiga anggapan dari pendekatan psikokultural sebagai berikut :
1. Pengalaman sosialisasi yang akan mempengaruhi tingkah laku politik dikemudian hari adalah yang terjadi pada sebelumnya dalam kehidupan.
2. Pengalaman ini bukan pengalaman yang bersifat politik, tetapi memiliki berbagai konsekuensi politik laten yaitu yang tidak dimaksudkan melahirkan impak politik sedang impak tersebut tidak terorganisir adanya.
3. Proses sosialisasi selalu bersifat undireksional, dimana pengalaman-pengalaman mendasar di dalam keluarga mempunyai pengaruh penting terhadap struktur politik tetapi sebaliknya tidak dipengaruhi oleh politik.
Berdasarkan tiga anggapan tersebut maka diketahui bahwa sikap politik individu dapat dilacak sejak pengalaman awal yang sifatnya non politik. Sikap-sikap politik sebagai hasil dari pendidikan politik dapat dilihat dari:
1. Ketertarikan pada politik
2. Perasaan efikasi
3. Kepercayaan kepada pemerintah
4. Toleransi terhadap perbedaan
5. Perasaan patriotisme, dan
6. Dukungan terhadap hukum dan ketertiban.
Berkaitan dengan sikap-sikap politik Allen D. Glenn menyatakan bahwa sikap politik itu mencakup tiga hal yaitu :
1. Kepercayaan politik yaitu adanya kemauan dari individu untuk mempercayai pemerintahnya serta percaya bahwa para pejabat pemerintahan besikap jujur (baik) sehingga rakyat merasa sejahtera karenanya.
2. Perubahan politik
Tentang hal ini tedapat dua metode yaitu metode tradisional dan non tradisional. Metode tradisional ditunjukkan melalui cara-cara seperti pemungutan suara (voting) dan menulis surat kepada para pejabat pemerintahan. Sedangkan metode non tradisional adalah keinginan melakukan perubahan politik dengan cara-cara atau kegiatan seperti demonstrasi, protes, dan membuat keributan.
3. Efikasi politik, adalah kepecayaan individu akan kemampuannya atau kemampuannya dimasa yang akan datang serta kemampuan orang-orang lainnya untuk mempengaruhi kebijakan (tindakan) pemerintah.
Berdasarkan uraian tentang sosialisasi politik di atas dapat disimpulkan bahwa kesadaran politik individu dibangun melalui proses sosialisasi politik yang dialaminya. Efektivitas dari sosialisasi politik yang dialaminya akan menentukan tingginya kesadaran politik seseorang yang kemudian akan berpengaruh pula pada tingkat partisipasi politiknya. Semakin efektif sosialisasi politik yang dialami semakin tinggi kesadaran politik individu dan akhirnya kemungkinan tingkat partisipasi politiknya juga tinggi.
B. Tujuan Sosialisasi Politik
Berdasarkan makna sosialisasi politik dapat disimpulkan bahwa tujuan sosialisasi politik adalahsebagai berikut :
1. Membentuk kebudayaan politik
2. Membentuk orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah laku.
Hal tersebut didasari oleh alasan bahwa dalam proses sosialisasi politik individu akan memahami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam sistem politik yang ideal, selanjutnya dapat melahirkan sikap dan tingkah laku politik baru yang mendukung sistem itu dan bersamaan dengan itu lahir pula budaya politik baru.
Selain melahirkan suatu kebudayaan politik baru, sosialisasi politik terutama yang dilakukan di sekolah ditujukan untuk menghasilkan empat dimensi utama yaitu:
1. Pengetahuan politik
Pengetahuan politik berhubungan dengan konsep-konsep, informasi-informasi, dan fakta-fakta mengenai pemerintah dan politik.
2. Ketrampilan intelektual
Ketrampilan ini berhubungan dengan kemampuan menguraikan, menerangkan, dan mengevaluasi fenomena politik.
3. Ketrampilan partisipasi politik
Hal ini berhubungan dengan kemampuan berinteraksi (bekerja sama) dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan kemampuan mempengaruhi atau membuat keputusan, termasuk juga kemampuan memajukan ide-de dan mempertahankannya.
4. Sikap politik
Yaitu fikiran dan tindakan yang berkaitan dengan politik (pemerinahan).
C. Metode Sosialisasi Budaya Politik
Sosialisasi politik dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Sosialisasi politik langsung melibatkan komunikasi informasi nilai-nilai atau perasaan-perasaan yang secara eksplisit ditujukan kepada obyek-obyek politik. Misalnya seorang bapak dan anaknya mendiskusikan peranan suatu partai politik tertentu dan pada akhirnya memutuskan bahwa mereka mendukung partai tersebut dalam pemilu.
1. Sosialisasi politik langsung terbagi atas 4 macam yaitu:
a.Imitasi atau peniruan
Dalam hal ini seseorang bisa meniru tingkah laku dan sikap dari pemimpin politik dan pemerintahan, guru dan orang tua.
b. Anticipatory socialization atau persiapan diri terlebih dahulu sebelum memangku suatu jabatan tertentu, hampir sama dengan imitasi. Misalnya dengan cara mempersiapkan diri untuk memangku jabatan-jabatan politik tertentu sebelum mereka cukup matang dipilih untuk menduduki jabatan tersebut.
c. Pendidikan politik, yaitu usaha penyampaian orientasi politik secara langsung dan berencana.
d. Pengalaman politik yang dialami oleh seseorang merupakan suatu alat belajar yang nantinya dapat mempengaruhi sikap, perasaan dan penilaiannya terhadap sistem politik.
2. Sosialisasi politik tidak langsung adalah penyampaian sikap-sikap non politik yang dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap obyek politik. Jadi disini terhadap 2 tahap, yaitu:
a. Penyampaian sikap-sikap non politik.
b. Pengalihan atau penerapan sikap-sikap non politik kedalam sikap-sikap politik.
Adapun macam sosialisasi politik tidak langsung menurut Dawson dan Prewitt adalah:
a. Interpersonal transference
Yaitu pengalihan peranan-peranan sosial yang pernah dipelajari ke peranan-peranan politik.
b. Apprenticeship (magang)
Yaitu mempelajari keahlian-keahlian dalam bidang non politik yang dapat digunakan atau dialihkan ke bidang politik. Kegiatan non politik dianggap sebagai praktek atau latihan bagi kegiatan politik.
c. Generalisasi
Yaitu perluasan nilai-nilai sosial ke dalam sistem politik. Keyakinan nilai-nilai budaya umum dimanifestasikan dalam sistem politik.
D. Agen atau Sarana Sosialisasi Politik
Sarana sosialisasi politik dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Sarana primer
Adalah lembaga yang pertama kali mengadakan sosialisasi politik kepada individu, misalnya keluarga.
2. Sarana sekunder
Yaitu lembaga yang mempertajam lagi sosialisasi politik yang telah diberikan melalui sarana primer, misalnya lembaga pendidikan.
3. Sarana tersier
Yaitu lembaga yang mempertebal lagi sosialisasi politik yang telah diberikan melalui sarana primer dan sekunder, misalnya kelompok pergaulan, teman sekerja, partai politik, media massa dan kontak politik.
Berikut ini diuraikan satu persatu agen sosialisasi politik tersebut.
1. Keluarga
Berkaitan dengan sosialisasi politik, keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk persepsi, sikap dan tingkah laku politik individu ketika dewasa. Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi individu dan pembentuk sikap-sikap individu termasuk sikap politiknya. Peranan keluarga dalam sosalisasi politik disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Kedudukan keluarga sebagai institusi pertama yang dijumpai anak. Sebenarnya keluarga memonopoli pembentukan kepribadian dan identitas pribadi dan sosial anak pada masa awal pertumbuhannya.
b. Ikatan emosional yang sangat dekat dalam keluarga
Hubungan yang manusiawi, erat, inti dan serasi antara orang tua dan anak memegang peranan penting dalam proses sosialisasi.
Pengalaman non politik dimasa kanak-kanak dapat memainkan peranan penting dalam sikap dan tingkah laku politik dikemudian hari. Nilai-nilai, sikap-sikap dan kaidah-kaidah yang diperkenalkan dalam suatu keluarga belum tentu sama dengan yang dilakukan oleh keluarga lain. Hal ini disebabkan oleh karena perbedaan tingkat kehidupan, tingkat pendidikan, status sosial, domisili keluarga, pola asuh yang diterapkan orang tua (demokratis atau otoriter) dan sebagainya.
Sebagai contoh dalam keluarga dimana anak diikutsertakan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan anak, maka secara sadar atau tidak jika anak nantinya memegang jabatan politis maka ia akan cenderung juga bersifat demokratis. Sebaliknya dalam keluarga yang menganut faham otoriter dimana anak hanya menerima perintah orang tua karena rasa takut, maka dikemudian hari anak pun akan cenderung otoriter dalam menjalankan jabatan politiknya.
2. Sekolah
Sosialisasi politik yang dilakukan oleh sekolah lebih sering disebut dengan pendidikan politik yaitu usaha yang sadar untuk mengubah proses sosialisasi masyarakt sehingga mereka memahami dan menghayati betul-betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik ideal yang hendak dibangun. Pendidikan politik ini dilakukan secara terencana dan baik oleh sekolah. Sekolah memberikan pengetahuan tentang dunia politik dan memberikan pandangan yang lebih konkrit tentang lembaga-lembaga politik dan hubungan politik. Antara sekolah dengan politik memiliki hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Pengaruh politik terhadap sekolah meliputi :
a. Pengaruh terhadap dukungan dan pencapaian tujuan pendidikan
b. Pengaruh terhadap isi dan proses pendidikan
c. Pengaruh terhadap keluasan tingkah laku sosial dan politik yang memperkenankan setiap warga negara yang bersekolah.
Pengaruh sekolah terhadap politik meliputi:
a. Sebagai sarana sosialisasi politik
b. Legitimasi politik
c. Menyiapkan manpower
d. Menyeleksi individu untuk keperluan rekrutmen politik
e. Penilaian sosial dan interpelasi
f. Kontrol sosial
g. Stimulasi perubahan sosial
h. Kurikulum sekolah melalui pemberian pelajaran yang berkaitan dengan pembentukan warga negara yang baik.
i. Kegiatan ritual di sekolah misalnya upacara bendera, mengenang jasa para pahlawan, pengenalan simbol-simbol patriotik.
j. Guru sebagai pemegang nilai-nilai politik tertentu dan guru sebagai kreator dan manipulator “learning culture (budaya politik)”
k. Kegiatan ekstrkurikuler yang berguna untuk memperkenalkan nilai-nilai berorganisasi sebagai latihan mempersiapkan diri untuk memegang jabatan politis.
Selanjutnya peranan pendidikan dalam sosialisasi politik dapat dilihat pada karakter orang yang berpendidikan lebih tinggi memiliki kecenderungan sebagai berikut :
a. Lebih sadar akan pengaruh pemerintah atas individu
b. Mempunyai minat yang lebih besar terhadap masalah politik
c. Memiliki informasi politik lebih banyak
d. Mempunyai pandangan politik lebih luas
e. Lebih berpartisipasi dalam diskusi-diskusi politi
f. Merasa lebih bebas mengadakan diskusi politik dengan orang lain.
g. Menganggap dirinya mampu mempengaruhi pemerintah
h. Menjadi anggota aktif dalam beberapa organisasi
i. Mempunyai rasa percaya diri sendiri dan orang lain.
3. Kelompok Pergaulan
Termasuk dalam kelompok ini adalah kelompok bermain di masa kecil, kelompok persahabatan dan kelompok kerja yang anggotanya sedikit dimana setiap anggotanya mempunyai kedudukan yang relatif sama dan mempunyai ikatan yang erat satu sama lain. Kelompok pergaulan ini mensosialisasikan anggota-anggotanya dengan cara mendorong mereka untuk menyesuaikan diri terhadap sikap-sikap yang dianut kelompok. Seseorang mungkin menjadi tertarik politik atau mulai mengkuti peristiwa politik karena teman-temannya berbuat begitu.
4. Lingkungan Pekerjaan
Pekejaan dan organisasi-organisasi formal maupun non formal yang dibentuk berdasarkan lingkungan pekerjaan itu juga merupakan saluran komunikasi informasi dan keyakinan yang jelas. Individu-individu mengidentifikasikan diri dengan suatu kelompok tertentu dan menggunakan kelompok itu sebagai acuan dalam kehidupan politik.
5. Media massa
Selain memberikan informasi tentang peristiwa-peristiwa politik, media massa juga menyampaikan nilai-nilai utama yang dianut oleh masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Koran, majalah, radio, televisi dan media masa lainnya menyalurkan berbagai pesan yang mempengaruhi orientasi politik. Oleh karena itu sistem media massa yang terkenali merupakan sarana yang kuat dalam membentuk keyakinan-keyakinan politik individu.
Peran media massa sebaga sarana sosialisasi politik dapat dilihat dari 4 segi yaitu:
a. Pada umumnya media massa bertindak sebagai penyalur isyarat-isyarat politik yang berasal dari agen-agen lainnya.
b. Informasi yang disalurkan lewat media massa melalui arus dua tahap.
c. Media massa cenderung memantapkan orientasi politik yang sudah ada daripada membentuk orientasi baku.
d. Pesan-pesan dari media massa diterima dan ditafsirkan sesuai dengan keadaan sosial.
6. Partai Politik
Dalam suatu negara partai politik berfungsi sebagai:
a. Sarana sosialisasi politik
b. Partisipasi politik
c. Rekrutmen politik.
Sebagai sarana sosialisasi politik partai politik memainkan peranan penting dalam memberikan petunjuk-petunjuk kepada para pendukungnya di dalam menilai kebijakan dan kepemimpinan. Partai politik juga berperan dalam mewarnai nilai-nilai politik. Selain itu partai politik juga memainkan peran utama dalam membentuk dan merubah kebudayaan politik. Partai politik tidak hanya berperan sebagai alat pemilihan umum, atau sebagai penyalur aspirasi (kepentingan), melainkan juga menjadi sarana untuk mengadakan kontak politik dengan pemerintah, memberikan informasi, mengintegrasikan berbagai kelompok dan mempropagandakan program-program nasional.
Peran partai politik tersebut merupakan perwujudan dari partisipasi politik, yaitu mobilisasi warga negara dalam kegiatan politik. Selain itu partai politik juga sebagai tempat untuk rekrutmen politik yaitu mempersiapkan individu-individu untuk menduduki jabatan-jabatan politik atau pemerintahan.
Sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai politik akan memberikan manfaat atau kegunaan bagi kader-kadernya sebagai berikut :
a. Dapat memperluas pemahaman, penghayatan dan wawasan terhadap masalah-masalah atau isu-isu yang bersifat politis.
b. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
c. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan.
Berkaitan dengan masalah partai politik, tujuan dari partai politik di Indonesia dibedakan dalam tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum partai politik adalah
a. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
b. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam NKRI.
c. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sedangkan tujuan khusus partai politik adalah memperjuangkan cita-citanya (anggotanya) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sedangkan fungsi dari partai politik adalah:
a. Sarana pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Sebagai sarana penciptaan iklim yang kondusif serta perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mensejahterakan masyarakat.
c. Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara konstitusional dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara.
d. Sarana menumbuhkan partipasi politik warga negara.
e. Sarana rekruitmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.
7. Kontak Politik Berlangsung
Selain keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, lingkungan kerja, media massa dan partai politik, maka kontak politik langsung juga berperan penting dalam sosialisasi politik. Betapa positifnya pandangan tehadap sistem politik yang telah ditanamkan oleh keluarga atau sekolah, tetapi apabila kecewa terhadap keadaan sosial, kurang diperhatikan pemerintah, tidak mendapat bantuan ketika menghadapi bencana bisa jadi individu mengalami perubahan pandangan politiknya. Artinya keadaan dan peristiwa-peristiwa politik yang ditemui individu akan mempengaruhi kesetiaan kepada sistem atau budaya politik yang berlaku.