-->
Contoh RPP Berkarakter kelas XI Mendiskripsikan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional

Contoh RPP Berkarakter kelas XI Mendiskripsikan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah         :
Kompetensi Keahlian : 
Mata Pelajaran         : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kelas/Semester        : XI/2
Tahun Pelajaran        : 

Standar Kompetensi        :
5. Mendiskripsikan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
Kompetensi Dasar :
5.1 Mendiskripsikan sistem Hukum dan Peradilan Internasional
Indikator                       
1.    Menjelaskan makna,asas,sumber dan subyek hukum internasional
2.    Menjelaskan peranan lembaga peradilan internasional
3.    Mengidentifikasi kewenangan mahkamah internasional
4.    Menjelaskan berbagai kendala yang dihadapi Mahkamah Internasional

Pendidikan karakter :
1.     Mandiri   : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
2.     Rasa ingin tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang di pelajari,dilihat dan didengar
3.     Demokratis:Cara berpikir,bersikap,dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
Alokasi Waktu         : 2X pertemuan (4 X 45 menit)

A.   Tujuan Pembelajaran:
1.     Dengan membaca modul peserta didik dapat menjelaskan makna,asas,sumber dan subyek hokum internasional
2.     Dengan menggali informasi dari sumber belajar peserta didik dapat menjelaskan peranan lembaga peradilan internasional
3.     Dengan menggali sumber belajar peserta didik dapat menyebutkan kewenangan mahkamah internasional
4.     Dengan berdiskusi peserta didik dapat menjelaskan kendala yang dihadapi Mahkamah internasional
B.     Materi Pembelajaran:
Pertemuan I
1.Makna,asas,sumber dan subyek hukum internasional
2.Peranan lembaga peradilan  internasional
Pertemuan II
1.Kewenangan Mahkamah Internasional
2.Kendala yang dihadapi Mahkamah Internasional

C.   Metode Pembelajaran:
1.    Metode Pembelajaran:
a.    Ceramah dan Tanya jawab
b.    Pemberian tugas
2.    Media Pembelajaran:
a.      CD Power Point
D.   Sumber Belajar
1.  Listyarti, Retno. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga
2.  Komalasari,Kokom.2007.MemahamiPendidikan Kewarganegaraan.Bandung:ARMICO
3.  Modul Pembelajaran PKn Untuk SMK Kelas XI Semester 1, Tim Penyusun
    Modul MGMP PKn Propinsi DIY.
E. Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan Pembelajaran
Waktu

1.







2.








3











1






2









3
Pertemuan I
Kegiatan Pendahuluan
§   Memberi salam (Berdoa)
§   Mengabsensi  peserta didik
§   Melakukan motivasi
§   Menyampaikan tujuan pembelajaran
§   Guru mengaitkan materi yang relevan dengan materi yang akan diajarkan
§   Guru menyampaikan garis-garis besar materi

Kegiatan Inti (mandiri dan rasa ingin tahu)
§   Peserta didik diminta membaca modul dan referensi lain disertai tanya jawab dengan guru untuk menemukan makna atau arti hokum internasional. (Eksplorasi)
ü  Untuk lebih mendalami materi guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang pendapat yang dikemukakan oleh beberapa sarjana tentang hukum internasional (Eksplorasi)
ü  Peserta didik diminta untuk membaca modul dan referansi lain di sertai tanya jawab dengan guru untuk menemukam sumber dan subyek hukum internasional
(eksplorasi)
§   Peserta didik diminta untuk membaca modul dan referensi lainnya agar dapat memahami  peranan lembaga peradilan Internasional

Kegiatan Penutup
§  Bersama peserta didik guru menyimpulkan materi
 pembelajaran yang telah dibahas
§  Melakukan refleksi atas pengalaman belajar yang dilakukan
§  Guru memotivasi peserta didik untuk mendalami materi dengan memberikan tugas untuk mecari di internet tentang pengadilan arbitrase internasional
§  d.Menutup kegiatan belajar dengan salam

Pertemuan II

Kegiatan Pendahuluan
§   Memberi salam (Berdoa)
§   Mengabsensi peserta didik
§   Melakukan motivasi
§   Menyampaikan tujuan pembelajaran
§   Guru mengaitkan materi yang relevan dengan materi yang akan diajarkan dan menyampaikan garis-garis besar materi
Kegiatan Inti (Mandiri dan demokratis)
ü  Peserta didik diminta membaca modul atau referensi lainnya untuk menemukan kewenangan Mahkamah Internasional dan kendala yang dihadapi Mahkamah Internasional
§ Peserta didik dibagi kedalam kelompok,tiap kelompok terdiri dari 5 siswa untuk mendiskusikan tentang Kewenangan Mahkamah Internasional dan kendala yang dihadapi oleh mahkamah Internasional
§ Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan di tanggapi oleh kelompok lain.
§ Guru menyimpulkan hasil dari diskusi peserta didik dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan materi yang belum jelas.

Kegiatan Penutup
§  Bersama peserta didik guru menyimpulkan materi
 pembelajaran yang telah dibahas
§  Melakukan refleksi atas pengalaman belajar yang dilakukan
§  Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik
§   Menutup kegiatan belajar dengan salam





20








50







20

F. Penilaian :
1.      Teknik penilaian: penilaian tertulis dan unjuk kerja
2.      Bentuk Instrumen: Pilihan Ganda
3.      Kisi-kisi soal, Butir Soal dan kunci jawaban terlampir
4.     Kriteria/ Pedoman Penilaian
a.    Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) = 75
b.   Bobot penilaian adalah 30% nilai afeksi (diskusi) dan 70% nilai tes tertulis
c.    Format Penilaian diskusi terlampir
d.    Pedoman Penskoran soal PG adalah
-       setiap jawaban benar diberi skor 1, jawaban salah diberi skor 0
-       jumlah skor maksimal 10
-       Nilai akhir ditentukan sebagai berikut :



Skor perolehan
Skor maksimal (10)
 
 

Nilai maksimal (100)
 


 x
 
Nilai akhir =                                   

 

Mengetahui                                                    ,
Kepala Sekolah                                               Guru Mata Pelajaran






Lampiran : Kisi-kisi soal RPP
KD. 5.1Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Indikator Soal
Bentuk Soal
No soal
1











5.Menganalisis Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
5.1Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional
- Makna hokum Internasional
Asas –asas hokum Internasional
Sumber hokum Internasional
Subjek-subjek hokum Internasional





























-Wewenang Mahkamah Internasional










Kendala yang dihadapi Mahkamah Internasional
Menyebutkan arti hokum Internasional menurut wirjono Prodjodikoro


Menyebutkan asas Hukum Internasional

Menyebutkan sumber hokum Internasional

Menyebutkan subjek hokum Internasional

Menyebutkan sumber-sumber formal dari hokum internasional

Menjelaskan pengertian pacta sunt servada

Menyebutkan sumber hokum internasional menurut starke



Menyebutkan kewenangan mahkamah internasional secara umum

Menjelaskan apa yang di maksud dengan Advisory Opinion

Menyebutkan contoh kendala yang dihadapi oleh mahkamah internasional
Pilihan Ganda
1







2



3



4



5





6




7






8





9





10




Lampiran Materi

A.Makna Hukum Internasional
          Hukum Internasional dapat diartikan sebagai sekumpulan hokum yang sebagian besar terdiri atas prinsip-prinsipdan peraturan-peraturan yang mengatur tentang perilaku yang harus ditaati oleh Negara-negara dan oleh karena itu harus ditaati dalam hubungan antar Negara.
Beberapa pendapat yang menyatakan tentang arti atau makna hubungan internasional :
1.  J.G. Starke
Hukum Internasional adalah sekumpulan hokum( body of law) yang sebagian besar terdiri atas asas dank arena itu biasanya ditaati dalam hubungan internasional
2.        Wiryjono Projdjodikoro
Hukum internasional adalah hokum yang mengatur perhubungan hokum antar berbagai bangsa di berbagai Negara
3.        Mochtar Kusumaatmadja
Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas Negara,antara lain
a.negara dengan Negara
b.negara dan subyek hokum lain bukan Negara atau subyek hokum   bukan Negara satu sama lain
B.Hakikat hokum internasional
  Bangsa Romawi sudah mengenal hokum internasional sejak tahun 89 SM. Hukum tersebut lebih dikenal dengan :
a.    Ius Civile ( hokum sipil )
Merupakan hokum nasional yang berlaku bagi warga Romawi dimanapun mereka berada
b.   Ius Gentium(hokum antar bangsa)
Berkembang menjadi Ius Inter Gentium,hokum yang merupakan bagian dari hokum Romawi diterapkan bagi kaula negara(orang asing) yang bukan Romawi.
C.Asas – asas Hukum Internasional
          a.       Asas territorial
          Asas ini didasarkan pada kekuasaan Negara atas daerahnya. Menurut asas ini Negara       melaksanakan hokum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayah negaranya.
       b.         Asas Kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan Negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini,setiap Negara dimanapun dia berada,tetap mendapatkan perlakuan hokum dari negaranya.Asas ini mempunyai kekuatan exterritorial. Artinya Hukum dinegara tersebut tetap berlaku juga bagi warganegaranya.
c.            Asas Kepentingan Umum
Asas ini didasarkan pada wewenang Negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakat.
Dalam rangka pelaksanaan hokum internasional sebagai bagian dari hubungan internasional,di kenal beberapa asas lain sebagai berikut:
a.Pacta Sunt Servada
   Setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak yang mengadakannya
b.Egality Rights
   Pihak yang saling berhubungan itu berkedudukan sama.
c.Reciprositas
  Tindakan suatu Negara terhadap Negara lain dapat dibalas setimpal,baik tindakan yang bersifat    negative maupun positif.
d.Courtesy
    Asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan Negara
e.Rebus Sig Stantibus
    Asas yang dapat di gunakan terhadap perubahan yang mendasar/fundamental dalam keadaan    yang bertalian dengan perjanjian itu.
         
D.Sumber-sumber hokum Internasional
a.Sumber hokum materiil
  yaitu segala sesuatu yang menjiwai terbentuknya hokum atau factor yang menentukan isi ketentuan hokum,sehingga menjadi dasar kekuatan mengikat dan berlakunya hokum internasional.

b.Sumberhukum Formal
Yaitu,Tempat dimanahukum itu diambil atau factor yang menjadikan sesuatu menjadi ketentuan hokum yang berlaku umum. Hukum dalam arti formal tampak dalam kehidupan sehari-hari sebagai hukun positif.
Sumber hokum dalam arti formal dapat dibedakan menjadi 2 macam,yaitu
a.Hukum tertulis
  1.Peraturan perundang-undangan
  2.Persetujuan atau perikatan-perikatan yang berbentuk tertulis antara dua pihak atau lebih.
  3.Traktat atau perjanjian-perjanjian internasional dalam segala bentuk dan macamnya.
  4.Keputusan atau resolusi dari organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga internasional.
  5.Keputusan badan-badan penyelesaian sengketa seperti putusan badan arbitrase atau yang lebih lazim disebut yurisprudensi.
b.Hukum tidak tertulis
  1. hukum kebiasaan
  2. pendapat para ahli atau doktrin

Menurut Starke
1.    Kebiasaan (Costom)
2.    Traktat (treaty)
3.    Keputusan pengadilan internasional(decision or yudicial or arbitral tribunals)
4.    Karya yuridis (yuridis work)
5.    Keputusan organisasi internasional

Menurut Van Appeldoorn
1.    Undang-undang
2.    Kebiasaan/costom
3.    Traktat/treaty
4.    traktat




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah         :
Kompetensi Keahlian : 
Mata Pelajaran         : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kelas/Semester        : XI/2
Tahun Pelajaran        : 

Standar Kompetensi        :
5. Mendiskripsikan Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
Kompetensi Dasar :
5.2 Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara penyelesaian olehMahkamah Internasional
Indikator    
4.      Mengidentifikasi penyebab timbulnya sengketa internasional
5.      Mengidentifikasikan cara-cara menyelesaikan masalah-masalah (sengketa) internasional
6.      Memberikan contoh penyelesaian masalah internasional melalui arbitrase dan konsiliasi
       
Pendidikan karakter :
§   Demokratis:Cara berpikir,bersikap,dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
Alokasi Waktu         : 1X pertemuan (2 X 45 menit)

E.    Tujuan Pembelajaran:
1.     Dengan berdiskusi peserta didik dapat mengidentifikasikan penyebab timbulnya sengketa internasional
2.      Dengan berdiskusi peserta didik dapat Mengidentifikasikan cara-cara menyelesaikan masalah-masalah (sengketa) internasional
3.      Dengan berdiskusi peserta didik dapat memberikan contoh penyelesaian masalah internasional melalui arbitrase dan konsiliasi

F.     Materi Pembelajaran:
    1.Mengidentifikasi penyebab timbulnya sengketa internasional
    2.Mengidentifikasikan cara-cara menyelesaikan masalah-masalah (sengketa) internasional
    3. Memberikan contoh penyelesaian masalah internasional melalui arbitrase dan konsiliasi
       


G.   Metode Pembelajaran:
3.    Metode Pembelajaran:
c.    Ceramah dan Tanya jawab
d.    Diskusi dengan metode make and match
4.    Media Pembelajaran:
b.     CD Power Point
c.      Kartu pesan
H.   Sumber Belajar
1.  Listyarti, Retno. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga
2.  Komalasari,Kokom.2007.MemahamiPendidikan Kewarganegaraan.Bandung:ARMICO
3.  Modul Pembelajaran PKn Untuk SMK Kelas XI Semester 1, Tim Penyusun
    Modul MGMP PKn Propinsi DIY.
E. Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan Pembelajaran
Waktu

1.







2.








3











1
Pertemuan I
Kegiatan Pendahuluan
§   Memberi salam (Berdoa)
§   Mengabsensi  peserta didik
§   Melakukan motivasi
§   Menyampaikan tujuan pembelajaran
§   Guru mengaitkan materi yang relevan dengan materi yang akan diajarkan
§   Guru menyampaikan garis-garis besar materi

Kegiatan Inti (mandiri dan rasa ingin tahu)
§   Peserta didik diminta membaca modul dan referensi lain disertai tanya jawab dengan guru untuk menemukan penyebab timbulnya sengketa internasional, cara-cara menyelesaikan masalah-masalah (sengketa) internasional,dan contoh penyelesaian masalah internasional melalui arbitrase dan konsiliasi
§   Untuk lebih mendalami materi guru menggunakan pembelajaran kooperatif metode make and match dengan langkah-langkah sbb:
(elaborasi dan eksplorasi)
ü  Guru menyiapkan kartu yang berisi pesan-pesan yang terkait dengan materi penyebab timbulnya sengketa internasional,cara penyelesaian masalah-masalah sengketa internasional dan contoh penyelesaian masalah internasional.
ü  Setiap peserta didik mengambil satu buah kartu yang telah disiapkan.
ü  Peserta didik diminta untuk memberikan pendapatnya atas kartu yang diambilnya dengan menuliskan jawaban atau pendapat di sebaliknya
ü  Peserta didik diminta mencari teman yang mempunyai pasangan dari kartunya dan membentuk kelompok kecil.
ü  Kelompok kecil mendiskusikan pasangan kartumereka dan merumuskan hasil diskusi mereka
ü  Setiap kelompok kecil mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
§   Guru memberi apresiasi kepada peserta didik dan memberi kesimpulan dari hasil diskusi
§   Guru memberi kesempatan peserta didik untuk menanyakan materi yang belum jelas

Kegiatan Penutup
§  Bersama peserta didik guru menyimpulkan materi
 pembelajaran yang telah dibahas
§  Melakukan refleksi atas pengalaman belajar yang dilakukan
§  Memberi tugas soal untuk di kerjakan di rumah
§  Guru memotivasi peserta didik untuk mempersiapkan materi berikutnya
§  Menutup kegiatan belajar dengan salam





10







65















15



F. Penilaian :
5.      Teknik penilaian: penilaian tertulis dan unjuk kerja
6.      Bentuk Instrumen: Essay
7.      Kisi-kisi soal, Butir Soal dan kunci jawaban terlampir
8.     Kriteria/ Pedoman Penilaian
a.    Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) = 75
b.   Bobot penilaian adalah 80% nilai afeksi (diskusi) dan 20% nilai tes tertulis
c.    Format Penilaian diskusi terlampir
d.    Pedoman Penskoran soal Essay adalah
-       setiap jawaban benar diberi skor 2, jawaban salah diberi skor 0
-       jumlah skor maksimal 10
-       Nilai akhir ditentukan sebagai berikut :



Skor perolehan
Skor maksimal (0)
 
 

Nilai maksimal (100)
 


 x
 
Nilai akhir =                                   

 

Mengetahui                                                   ,
Kepala Sekolah                                               Guru Mata Pelajaran







LEMBAR SOAL
KD 1.3. Mendiskusikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik
1.      Suatu proses untuk mewariskan nilai-nilai politik yang diterapkan dalam suatu masyarakat atau bangsa kepada generasi penerus disebut … .
a.         Pengalaman politik
b.        Sosialisasi politik
c.          Rekruitmen politik
d.        Budaya politik
e.         Partisipasi politik
2.      Selain melahirkan suatu kebudayaan politik, sosialisasi politik juga menghasilkan dimensi ketrampilan intelektual yang meliputi... .
A.    pengetahuan tentang fakta-fakta pemerintahan dan politik
B.     kemampuan mengevaluasi fenomena politik
C.     kemampuan berinteraksi dan mempertahankan ide-ide
D.    fikiran dan tindakan yang berkaitan dengan pemerintahan
E.     kemampuan mempengaruhi atau membuat keputusan
3.      Orientasi kognitif tentang pengetahuan politik berkaitan dengan ... .
A. pemahaman tentang lembaga-lembaga negara
B. keyakinan bahwa parlemen harus ada dalam demokrasi
C. perasaan optimis bahwa pilkada langsung lebih baik
D.  komitmen untuk menggunakan hak pilih dengan baik
E. dukungan untuk pelaksanaan pemilu secara jurdil
4.      Sikap-sikap politik individu mencakup masalah efikasi politik yaitu ... .
A.    kemauan individu untuk mempercayai pemerintahnya
B.     keinginan untuk dapat melakukan perubahan politik melalui cara tradisional
C.     kepercayaan atas kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah
D.    keyakinan bahwa rakyat terjamin kesejahteraannya oleh para pejabat
E.     kehendak melakukan perubahan sistem politik dengan cara non tradisional
5.      Keluarga memegang peranan penting dalam sosialisasi politik karena ....
A.    ikatan emosional yang sangat dekat dalam keluarga
B.     peran orang tua sangat dominan kepada anak-anaknya
C.     antar anggota keluarga sudah saling mengenal
D.    keluarga merupakan tempat latihan berpolitik
E.     orangtua secara sadar dan terencana mengajarkan nilai-nilai politik
6.      Lembaga yang termasuk dalam sarana sosialisasi politik sekunder adalah....
A.    keluarga                                                           D. partai politk
B.     sekolah                                                            E. media masa
C.     kelompok pergaulan


7.      Sosialisasi politik melalui sekolah dilakukan secara terencana dan baik melalui kurikulumnya yaitu dengan....
A.    memuat pelajaran budi pekerti
B.     mengangkat guru-guru dari partai politik
C.     memberikan latihan politik praktis di sekolah
D.    memberikan pelajaran yang memuat materi kesadaran politik
E.     menjadikan partai politik sebagai donatur utama sekolah
8.      Individu kadang kala mengalami perubahan pandangan politik setelah menghadapi sebuah peristiwa penting dalam hidupnya. Ini berarti ia mengalami sosialisasi politik melalui ....
A.    sekolah                                                   D. lingkungan pergaulan
B.     informasi media massa                          E. kontak politik langsung
C.     lingkungan kerja
9.      Seseorang mungkin menjadi tertarik politik karena teman-teman kelompoknya melakukan hal tersebut, ini menunjukkan sosialisasi politik dapat dilakukan pada lingkungan ....
A.    kelompok pergaulan                              D. organisasi kemasyarakatan
B.     teman sekerja                                        E. keluarga
C.     partai politik
10.  Metode sosialisasi politik melalui proses dialog sehingga masyarakat memperoleh nilai, norma, dan simbol politik biasa digunakan pada negara ... .
A.                                                    Demokrasi                               D. komunis
B.                                                     Monarkhi                                 E.  diktator
C.                                                     fasis
11.  Saat masa kanak-kanak belajar memahami sikap-sikap dan harapan-harapan yang ada dalam masyarakatnya termasuk  proses aktivitas ... .
A.    partisipasi politik                     D. Komunikasi politik
B.     sosialisasi politik                     E. Rekrutmen politik
C.     partai politik
12.  Seseorang dikenalkan dengan gambar Presiden, kabinet, serta peraturan perundang-undangan sehingga tahu hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Metode sosialisasi politik ini disebut dengan ... .
A.    Indoktrinasi                             D. Tekanan politik
B.     Imitasi atau peniruan               E.  Persiapan diri
C.     pendidikan politik
 13.  Kelompok pergaulan merupakan sarana sosialisasi politik karena... .
A.    dalam kelompok tersebut anak dapat bermain bersama
B.     ketertarikan politik dipengaruhi oleh teman-teman
C.     kelompok pergaulan merupakan sarana mendapatkan teman
D.    kelompok pergaulan sebagai tempat pendidikan
E.     sebagai tempat untuk berdiskusi masalah politik
14.  Sarana atau agen sosialisasi politik  yang paling mendasar dan efektif adalah ... .
A.    Keluarga                                  D. Media massa
B.     Sekolah                                   E. Lingkungan pekerjaan
C.     kelompok pergaulan
15.  Salah satu fungsi partai politik adalah sebagai rekruitmen politik artinya partai politik berperan dalam ....
A.    menanamkan nilai-nilai dan norma
B.     mencari dan mengajak orang berbakat untuk berpolitik
C.     menyalurkan aspirasi dan kepentingan masyarakat
D.    mengatasi berbagai konflik dalam sistem politik
E.     menanamkan solidaritas kepada anggotanya.
16.  Bila partai politik memperjuangkan aspirasi rakyat kepada pemerintah, berarti partai politik melaksanakan fungsi....
A.          sosialisasi politik                                   D. Interest articulation
B.           rekruitmen politik                                 E. Komunikasi politik
C.           pengatur konflik
17.  Salah satu tujuan yang bisa dicapai dengan membentuk partai politik  adalah ... .
A.    memberikan wadah yang tepat bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasi
B.     sebagai salah satu langkah untuk menduduki kursi di lembaga perwakilan
C.     mendapatkan dukungan rakyat yang sebanyak-banyaknya
D.    menanamkan pada masyarakat untuk gemar berpolitik
E.     mendapatkan subsidi dari pemerintah
18.  Partai politik menanamkan nilai-nilai, norma, dan sikap serta orientasi  terhadap fenomena politik tertentu. Dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai ... .
A.    pengatur konflik                      D. Komunikasi politik
B.     rekruitmen politik                    E. Penyalur aspirasi
C.     sosialisasi politik
 19.  Sarana utama yang digunakan untuk partisipasi politik individu dalam menjalankan mekanisme kepemimpinan nasional adalah ....
A.    sosialisasi politik berjalan baik
B.     dewan perwakilan berfungsi baik
C.     sistem pemilihan yang terlaksana dengan baik
D.    terlaksananya rekruitmen dengan baik
E.     peningkatan kesejahteraan rakyat
20.     Pentingnya partisipasi politik dalam kehidupan bernegara adalah … .
A.  Untuk mempengaruhi pemilihan pejabat pemerintahan
B.  Melaksanakan kewajiban sebagai warga negara
C.  Mewujudkan sistem politik yang berbasis perwakilan rakyat
D.  Mengawasi dan mengontrol peraturan perundang-undangan
E.   Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah


Lampiran : Kunci Jawaban Soal
KD. Mendiskusikan Pentingnya Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik
1.  B                                         11. B
2.     B                                        12. C
3.     A                                        13. B
4.     C                                        14. A
5.     A                                        15. B
6.     B                                        16. D
7.     D                                        17. A
8.     E                                        18.A
9.     A                                        19. C
10. A                                        20.



LAMPIRAN FORMAT PENILAIAN PROSES DISKUSI (AFEKTIF)

No
Nama siswa
ASPEK PENILAIAN/SKOR

Partisipasi
Menghar-gai pendapat
Tanggung jawab
Penguasaan materi
Kerja sama
Skor Perolehan
Nilai

1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3


1


















2


















3


















4


















5



























































a.          Keterangan skor 1 = kurang, 2 =cukup, 3 = baik
b.         Skor maksimal = 15
Nilai akhir =


Lampiran: URAIAN MATERI
KD: Mendiskripsikan Pentingnya Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik

A.     Makna Sosialisasi Kesadaran Politik

Sosialisasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan agar pihak yang dididik mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dan dianut oleh masyarakat. Kegiatan ini tidak semata-mata bertujuan agar kaidah dan nilai-nilai tersebut dipatuhi dan dimengerti, namun juga diharapkan agar individu menghargai kaidah dan nilai-nilai tersebut, selanjutnya bersikap dan bertindak sesuai dengan kaidah dan nilai-nilai tersebut. Sosialisasi juga diartikan sebagai suatu proses dimana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur-unsur kebudayaan yang meliputi adat istiadat, perilaku, bahasa dan sebagainya.
Sosialisasi politik adalah bagian dari proses sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang menunjukkan bagaimana seharusnya masing-masing anggota masyarakat berpartisipasi dalam sistem politiknya. Jadi sosialisasi politik menunjuk pada proses-proses pembentukan sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku. Di samping itu sosialisasi politik juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk mewariskan patokan-patokan dan keyakinan-keyakinan politik pada generasi sesudahnya.
Sosialisasi politik berlangsung secara alamiah melalui interakqi sosial. melalui sosialisasi politik ini individu diharapkan mengenal, memahami, dan menghayati nilai-nilai politik tertentu yang kemudian dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku politiknya. Berkaitan dengan hal ini Gabriel Almond dan Verba mengungkapkan tiga anggapan dari pendekatan psikokultural sebagai berikut :
1.         Pengalaman sosialisasi yang akan mempengaruhi tingkah laku politik dikemudian hari adalah yang terjadi pada sebelumnya dalam kehidupan.
2.         Pengalaman ini bukan pengalaman yang bersifat politik, tetapi memiliki berbagai konsekuensi politik laten yaitu yang tidak dimaksudkan melahirkan impak politik sedang impak tersebut tidak terorganisir adanya.
3.          Proses sosialisasi selalu bersifat undireksional, dimana pengalaman-pengalaman mendasar di dalam keluarga mempunyai pengaruh penting terhadap struktur politik tetapi sebaliknya tidak dipengaruhi oleh politik.
Berdasarkan tiga anggapan tersebut maka diketahui bahwa sikap politik individu dapat dilacak sejak pengalaman awal yang sifatnya non politik. Sikap-sikap politik sebagai hasil dari pendidikan politik dapat dilihat dari:
1.      Ketertarikan pada politik
2.      Perasaan efikasi
3.      Kepercayaan kepada pemerintah
4.      Toleransi terhadap perbedaan
5.      Perasaan patriotisme, dan
6.      Dukungan terhadap hukum dan ketertiban.


Berkaitan dengan sikap-sikap politik Allen D. Glenn menyatakan bahwa sikap politik itu mencakup tiga hal yaitu :
1.      Kepercayaan politik yaitu adanya kemauan dari individu untuk mempercayai pemerintahnya serta percaya bahwa para pejabat pemerintahan besikap jujur (baik) sehingga rakyat merasa sejahtera karenanya.
2.      Perubahan politik
Tentang hal ini tedapat dua metode yaitu metode tradisional dan non tradisional. Metode tradisional ditunjukkan melalui cara-cara seperti pemungutan suara (voting) dan menulis surat kepada para pejabat pemerintahan. Sedangkan metode non tradisional adalah keinginan melakukan perubahan politik dengan cara-cara atau kegiatan seperti demonstrasi, protes, dan membuat keributan.
3.      Efikasi politik, adalah kepecayaan individu akan kemampuannya atau kemampuannya dimasa yang akan datang serta kemampuan orang-orang lainnya untuk mempengaruhi kebijakan (tindakan) pemerintah.
Berdasarkan uraian tentang sosialisasi politik di atas dapat disimpulkan bahwa kesadaran politik individu dibangun melalui proses sosialisasi politik yang dialaminya. Efektivitas dari sosialisasi politik yang dialaminya akan menentukan tingginya kesadaran politik seseorang yang kemudian akan berpengaruh pula pada tingkat partisipasi politiknya. Semakin efektif sosialisasi politik yang dialami semakin tinggi kesadaran politik individu dan akhirnya kemungkinan tingkat partisipasi politiknya juga tinggi.

B.                Tujuan Sosialisasi Politik

Berdasarkan makna sosialisasi politik dapat disimpulkan bahwa tujuan sosialisasi politik adalahsebagai berikut :
1.    Membentuk kebudayaan politik
2.    Membentuk orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah laku.
Hal tersebut didasari oleh alasan bahwa dalam proses sosialisasi politik individu akan memahami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam sistem politik yang ideal, selanjutnya dapat melahirkan sikap dan tingkah laku politik baru yang mendukung sistem itu dan bersamaan dengan itu lahir pula budaya politik baru.
Selain melahirkan suatu kebudayaan politik baru, sosialisasi politik terutama yang dilakukan di sekolah ditujukan untuk menghasilkan empat dimensi utama yaitu:
1.      Pengetahuan politik
   Pengetahuan politik berhubungan dengan konsep-konsep, informasi-informasi, dan fakta-fakta mengenai pemerintah dan politik.
2.      Ketrampilan intelektual
Ketrampilan ini berhubungan dengan kemampuan menguraikan, menerangkan, dan mengevaluasi fenomena politik.
3.      Ketrampilan partisipasi politik
Hal ini berhubungan dengan kemampuan berinteraksi (bekerja sama) dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan kemampuan mempengaruhi atau membuat keputusan, termasuk juga kemampuan memajukan ide-de dan mempertahankannya.
4.      Sikap politik
Yaitu fikiran dan tindakan yang berkaitan dengan politik (pemerinahan).

C.        Metode Sosialisasi Budaya Politik

Sosialisasi politik dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Sosialisasi politik langsung melibatkan komunikasi informasi nilai-nilai atau perasaan-perasaan yang secara eksplisit ditujukan kepada obyek-obyek politik. Misalnya seorang bapak dan anaknya mendiskusikan peranan suatu partai politik tertentu dan pada akhirnya memutuskan bahwa mereka mendukung partai tersebut dalam pemilu.
1.        Sosialisasi politik langsung terbagi atas 4 macam yaitu:
      a.Imitasi atau peniruan
Dalam hal ini seseorang bisa meniru tingkah laku dan sikap dari pemimpin politik dan pemerintahan, guru dan orang tua.
b.      Anticipatory socialization atau persiapan diri terlebih dahulu sebelum memangku suatu jabatan tertentu, hampir sama dengan imitasi. Misalnya dengan cara mempersiapkan diri untuk memangku jabatan-jabatan politik tertentu sebelum mereka cukup matang dipilih untuk menduduki jabatan tersebut.
c.       Pendidikan politik, yaitu usaha penyampaian orientasi politik secara langsung dan berencana.
d.      Pengalaman politik yang dialami oleh seseorang merupakan suatu alat belajar yang nantinya dapat mempengaruhi sikap, perasaan dan penilaiannya terhadap sistem politik.
2.        Sosialisasi politik tidak langsung adalah penyampaian sikap-sikap non politik yang dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap obyek politik. Jadi disini terhadap 2 tahap, yaitu:
a.       Penyampaian sikap-sikap non politik.
b.      Pengalihan atau penerapan sikap-sikap non politik kedalam sikap-sikap politik.
Adapun macam sosialisasi politik tidak langsung menurut Dawson dan Prewitt adalah:
a.    Interpersonal transference
Yaitu pengalihan peranan-peranan sosial yang pernah dipelajari ke peranan-peranan politik.
 b.    Apprenticeship (magang)
Yaitu mempelajari keahlian-keahlian dalam bidang non politik yang dapat digunakan atau dialihkan ke bidang politik. Kegiatan non politik dianggap sebagai praktek atau latihan bagi kegiatan politik.
c.    Generalisasi
Yaitu perluasan nilai-nilai sosial ke dalam sistem politik. Keyakinan nilai-nilai budaya umum dimanifestasikan dalam sistem politik.

D.       Agen atau Sarana Sosialisasi Politik

Sarana sosialisasi politik dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1.    Sarana primer
Adalah lembaga yang pertama kali mengadakan sosialisasi politik kepada individu, misalnya keluarga.
2.    Sarana sekunder
Yaitu lembaga yang mempertajam lagi sosialisasi politik yang telah diberikan melalui sarana primer, misalnya lembaga pendidikan.
5.      Sarana tersier
Yaitu lembaga yang mempertebal lagi sosialisasi politik yang telah diberikan melalui sarana primer dan sekunder, misalnya kelompok pergaulan, teman sekerja, partai politik, media massa dan kontak politik.
Berikut ini diuraikan satu persatu agen sosialisasi politik tersebut.
1.    Keluarga
Berkaitan dengan sosialisasi politik, keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk persepsi, sikap dan tingkah laku politik individu ketika dewasa. Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi individu dan pembentuk sikap-sikap individu termasuk sikap politiknya. Peranan keluarga dalam sosalisasi politik disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a.       Kedudukan keluarga sebagai institusi pertama yang dijumpai anak. Sebenarnya keluarga memonopoli pembentukan kepribadian dan identitas pribadi dan sosial anak pada masa awal pertumbuhannya.
b.      Ikatan emosional yang sangat dekat dalam keluarga
Hubungan yang manusiawi, erat, inti dan serasi antara orang tua dan anak memegang peranan penting dalam proses sosialisasi.
 Pengalaman non politik dimasa kanak-kanak dapat memainkan peranan penting dalam sikap dan tingkah laku politik dikemudian hari. Nilai-nilai, sikap-sikap dan kaidah-kaidah yang diperkenalkan dalam suatu keluarga belum tentu sama dengan yang dilakukan oleh keluarga lain. Hal ini disebabkan oleh karena perbedaan tingkat kehidupan, tingkat pendidikan, status sosial, domisili keluarga, pola asuh yang diterapkan orang tua (demokratis atau otoriter) dan sebagainya.
Sebagai contoh dalam keluarga dimana anak diikutsertakan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan anak, maka secara sadar atau tidak jika anak nantinya memegang jabatan politis maka ia akan cenderung juga bersifat demokratis. Sebaliknya dalam keluarga yang menganut faham otoriter dimana anak hanya menerima perintah orang tua karena rasa takut, maka dikemudian hari anak pun akan cenderung otoriter dalam menjalankan jabatan politiknya.
2.      Sekolah
Sosialisasi politik yang dilakukan oleh sekolah lebih sering disebut dengan pendidikan politik yaitu usaha yang sadar untuk mengubah proses sosialisasi masyarakt sehingga mereka memahami dan menghayati betul-betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik ideal yang hendak dibangun. Pendidikan politik ini dilakukan secara terencana dan baik oleh sekolah. Sekolah memberikan pengetahuan tentang dunia politik dan memberikan pandangan yang lebih konkrit tentang lembaga-lembaga politik dan hubungan politik. Antara sekolah dengan politik memiliki hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain.
                               Pengaruh politik terhadap sekolah meliputi :
a.       Pengaruh terhadap dukungan dan pencapaian tujuan pendidikan
b.      Pengaruh terhadap isi dan proses pendidikan
c.       Pengaruh terhadap keluasan tingkah laku sosial dan politik yang memperkenankan setiap warga negara yang bersekolah.
                               Pengaruh sekolah terhadap politik meliputi:
a.       Sebagai sarana sosialisasi politik
b.      Legitimasi politik
c.       Menyiapkan manpower
d.      Menyeleksi individu untuk keperluan rekrutmen politik
e.       Penilaian sosial dan interpelasi
f.       Kontrol sosial
g.      Stimulasi perubahan sosial
 Peranan sekolah dalam sosialisasi politik dilakukan melalui :
h.      Kurikulum sekolah melalui pemberian pelajaran yang berkaitan dengan pembentukan warga negara yang baik.
i.        Kegiatan ritual di sekolah misalnya upacara bendera, mengenang jasa para pahlawan, pengenalan simbol-simbol patriotik.
j.        Guru sebagai pemegang nilai-nilai politik tertentu dan guru sebagai kreator dan manipulator “learning culture (budaya politik)”
k.      Kegiatan ekstrkurikuler yang berguna untuk memperkenalkan nilai-nilai berorganisasi sebagai latihan mempersiapkan diri untuk memegang jabatan politis.
Selanjutnya peranan pendidikan dalam sosialisasi politik dapat dilihat pada karakter orang yang berpendidikan lebih tinggi memiliki kecenderungan sebagai berikut :
a.       Lebih sadar akan pengaruh pemerintah atas individu
b.      Mempunyai minat yang lebih besar terhadap masalah politik
c.       Memiliki informasi politik lebih banyak
d.      Mempunyai pandangan politik lebih luas
e.       Lebih berpartisipasi dalam diskusi-diskusi politi
f.       Merasa lebih bebas mengadakan diskusi politik dengan orang lain.
g.      Menganggap dirinya mampu mempengaruhi pemerintah
h.      Menjadi anggota aktif dalam beberapa organisasi
i.        Mempunyai rasa percaya diri sendiri dan orang lain.
3.      Kelompok Pergaulan
Termasuk dalam kelompok ini adalah kelompok bermain di masa kecil, kelompok persahabatan dan kelompok kerja yang anggotanya sedikit dimana setiap anggotanya mempunyai kedudukan yang relatif sama dan mempunyai ikatan yang erat satu sama lain. Kelompok pergaulan ini mensosialisasikan anggota-anggotanya dengan cara mendorong mereka untuk menyesuaikan diri terhadap sikap-sikap yang dianut kelompok. Seseorang mungkin menjadi tertarik politik atau mulai mengkuti peristiwa politik karena teman-temannya berbuat begitu.
4.      Lingkungan Pekerjaan
Pekejaan dan organisasi-organisasi formal maupun non formal yang dibentuk berdasarkan lingkungan pekerjaan itu juga merupakan saluran komunikasi informasi dan keyakinan yang jelas. Individu-individu mengidentifikasikan diri dengan suatu kelompok tertentu dan menggunakan kelompok itu sebagai acuan dalam kehidupan politik.
5.      Media massa
Selain memberikan informasi tentang peristiwa-peristiwa politik, media massa juga menyampaikan nilai-nilai utama yang dianut oleh masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Koran, majalah, radio, televisi dan media masa lainnya menyalurkan berbagai pesan yang mempengaruhi orientasi politik. Oleh karena itu sistem media massa yang terkenali merupakan sarana yang kuat dalam membentuk keyakinan-keyakinan politik individu.
                              Peran media massa sebaga sarana sosialisasi politik dapat dilihat dari 4 segi yaitu:
a.       Pada umumnya media massa bertindak sebagai penyalur isyarat-isyarat politik yang berasal dari agen-agen lainnya.
b.      Informasi yang disalurkan lewat media massa melalui arus dua tahap.
c.       Media massa cenderung memantapkan orientasi politik yang sudah ada daripada membentuk orientasi baku.
d.      Pesan-pesan dari media massa diterima dan ditafsirkan sesuai dengan keadaan sosial.
6.      Partai Politik
                        Dalam suatu negara partai politik berfungsi sebagai:
a.       Sarana sosialisasi politik
b.      Partisipasi politik
c.       Rekrutmen politik.
Sebagai sarana sosialisasi politik partai politik memainkan peranan penting dalam memberikan petunjuk-petunjuk kepada para pendukungnya di dalam menilai kebijakan dan kepemimpinan. Partai politik juga berperan dalam mewarnai nilai-nilai politik. Selain itu partai politik juga memainkan peran utama dalam membentuk dan merubah kebudayaan politik. Partai politik tidak hanya berperan sebagai alat pemilihan umum, atau sebagai penyalur aspirasi (kepentingan), melainkan juga menjadi sarana untuk mengadakan kontak politik dengan pemerintah, memberikan informasi, mengintegrasikan berbagai kelompok dan mempropagandakan program-program nasional.
Peran partai politik tersebut merupakan perwujudan dari partisipasi politik, yaitu mobilisasi warga negara dalam kegiatan politik. Selain itu partai politik juga sebagai tempat untuk rekrutmen politik yaitu mempersiapkan individu-individu untuk menduduki jabatan-jabatan politik atau pemerintahan.
Sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai politik akan memberikan manfaat atau kegunaan bagi kader-kadernya sebagai berikut :
a.       Dapat memperluas pemahaman, penghayatan dan wawasan terhadap masalah-masalah atau isu-isu yang bersifat politis.
b.      Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
c.       Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan.
Berkaitan dengan masalah partai politik, tujuan dari partai politik di Indonesia dibedakan dalam tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum partai politik adalah
a.       Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
b.      Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam NKRI.
c.       Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sedangkan tujuan khusus partai politik adalah memperjuangkan cita-citanya (anggotanya) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
                              Sedangkan fungsi dari partai politik adalah:
a.       Sarana pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b.      Sebagai sarana penciptaan iklim yang kondusif serta perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mensejahterakan masyarakat.
c.       Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara konstitusional dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara.
d.      Sarana menumbuhkan partipasi politik warga negara.
e.       Sarana rekruitmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.
7.      Kontak Politik Berlangsung
Selain keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, lingkungan kerja, media massa dan partai politik, maka kontak politik langsung juga berperan penting dalam sosialisasi politik. Betapa positifnya pandangan tehadap sistem politik yang telah ditanamkan oleh keluarga atau sekolah, tetapi apabila kecewa terhadap keadaan sosial, kurang diperhatikan pemerintah, tidak mendapat bantuan ketika menghadapi bencana bisa jadi individu mengalami perubahan pandangan politiknya. Artinya keadaan dan peristiwa-peristiwa politik yang ditemui individu akan mempengaruhi kesetiaan kepada sistem atau budaya politik yang berlaku.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel